Simeulue – Tulisan ini bukan tentang lirik lagu, bukan pula cerita kisah cinta yang pilu. Apalagi cerita fitnah seperti para jurkam minim ilmu saat menyampaikan orasi dipanggung pemilu. Goresan ini mengulas tentang pasangan fenomenal dan penuh dedikasi yang dikagumi oleh rakyat Pulau Simeulue.
Erli Hasim dan Nurhayati. Ya, sosok fenomenal yang saat ini tengah menjadi buah bibir di kalangan penduduk yang mendiami pulau paling ujung Sumatra itu.
Dedikasi tak kenal lelah, perjuangan yang disertai doa yang ditunjukkan oleh dua putra dan putri terbaik Simeulue ini semakin membuat hati rakyat Simeulue memberikan cinta yang mendalam untuk pasangan yang maju menjadi calon Bupati dan wakil Bupati Simeulue periode 2024-2029 ini.
Sudah hampir tiga bulan hiruk pikuk pemilukada di Simeulue ini digaungkan. Lima calon yang mendaftar untuk maju menjadi bupati dan wakil bupati Simeulue saling adu gagasan. Meski tak jarang ada calon yang lebih menonjolkan cerita parno seperti tidak memiliki ilmu politik dan pengetahuan, penuh dendam serta kebencian.
Beberapa orang politikus kampungan yang sok-sok suci padahal jika dilihat masalalu mereka penuh dosa dan kenistaan itu hampir setiap orasi politik selalu menceritakan kebusukan orang tanpa ada gagasan pembangunan Simeulue yang dikedepankan. Meraka seakan tidak tau malu menceritakan keburukan orang di khalayak ramai hanya untuk mencari galak tawa bagi simpatisan dungu dari golongan mereka.
Gaya politik beberapa pasangan calon bupati dan wakil bupati Simeulue ini lebih mengarah penyerangan pribadi tanpa tujuan untuk memajukan Simeulue. Padahal mereka-meraka ini sudah berkali kali duduk menjadi wakil rakyat dan penguasa jabatan di pulau Simeulue ini, ada yang puluhan tahun sudah pernah menjadi pemimpin daerah ini, ada pula yang sudah berkali-kali duduk menjadi wakil rakyat, hingga ada mantan pimpinan yang duduk dua kali menjadi orang tertinggi di pulau ini meski itu jabatan yang ia dapat itu “hadiah” karena kondisi tertentu. Tapi Meraka seakan lupa diri hingga berujung tak tau diri menceritakan orang lain demi kepentingan pribadi dan golongan mereka.
Tidak hanya orasi pepesan kosong yang disampaikan para jurkam abal-abal itu. Untuk terus menjatuhkan lawan politik mereka terus berupaya dengan berbagai cara. Berbagai upaya busuk mereka mainkan, fitnah keji mereka galakkan demi nafsu serakah yang mereka inginkan. Pejabat yang searah dengan mereka turut digerakkan untuk masuk menjatuhkan lawan politik mereka, media sosial juga dimainkan narasi-narasi yang merendahkan jadi andalan.
Berbeda dengan gaya politik Erli Hasim-Nurhayati, pasangan yang dua-duanya sudah menyelesaikan kewajiban dalam rukun Islam kelima ini lebih menonjolkan politik santun dan penuh kedewasaan. Dalam setiap orasi politik mereka selalu mengedepankan tata kerama dan kesopanan, saling menghargai antar pasangan calon yang bertanding untuk menjadi pemenang dalam even pemilukada lima tahunan ini.
Tidak ada orasi saling fitnah, tidak ada kata-kata yang merendahkan, tidak ada ucapan yang menjatuhkan, Erli Hasim-Nurhayati hanya menampilkan gagasan dan ide-ide politik pembangunan untuk Simeulue.
Hinaan, cacian, dari pasangan lain mereka anggap gonggongan anjing lalu yang hanya lewat tanpa mengusik keteguhan hati untuk memberikan yang terbaik untuk Simeulue jika diijinkan pencipta alam untuk memimpin Simeulue lima tahun mendatang.
Erli Hasim yang terlahir dari keluarga sederhana di sebuah desa paling ujung pulau Simeulue, teguh dengan pendirian politik yang sopan dan berwibawa. Meski sebenarnya ia berhak untuk jumawa dengan kedudukan serta pengalaman politik yang pernah diembannya. Namun ia memilih tetap rendah diri tidak mengajarkan politik fitnah pada para pendukungnya.
Sehingga, gaya politik Erli Hasim inilah yang membuat rakyat Simeulue memberikan cinta dan dukungan sepenuhnya untuk ia maju dan memimpin Simeulue ini.
Para pendukungnya, rela menempuh jarak yang jauh, panas yang terik, hujan yang membasahi tubuh. Mengarungi lautan, melintasi hutan menahan lapar dan kehausan, demi memberikan dukungan politik padanya.
Para pendukung setia Erli Hasim ini, tidak mengenal lelah. Kendaraan baru mereka turunkan, kendaraan lama mereka mainkan, kapal laut mereka gaskan, bahkan rakit-rakit kayu pun mereka naiki demi untuk melihat idola hati mereka Erli Hasim.
“Kita lebih mengedepankan politik santun, saling menghargai, serta menawarkan gagasan pembangunan. Fitnah politik kita tidak tampilkan, meski banyak yang kita tau tentang kebusukan lawan politik. Namun kita jauhkan itu, karena kita ingin maju tanpa harus menjatuhkan serta merendahkan orang lain,” itu narasi politik dari Erli Hasim.
Begitu juga dengan Nurhayati, seorang wanita tangguh, mapan, namun tetap rendah diri serta sederhana. Ia membangun berpolitik santun dan tidak banyak gaya apalagi menebar fitnah jauh dari dirinya. Nurhayati, menjadi sosok penguat bagi Erli Hasim dalam setiap kampanye politik mereka. Jiwa keibuan yang memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi selalu ditonjolkan Nurhayati dalam setiap orasinya.
Niatnya tulus untuk membangun Simeulue. Wawasannya luas untuk memajukan Simeulue, ide-idenya banyak untuk nantinya bisa diaplikasikan saat ia duduk menjadi wakil pemimpin daerah ini.
Nurhayati selalu mengajak para pendukungnya untuk saling menjaga selama pilkada ini. Tidak ada orasi hinaan, cacian, tidak ada makian dalam politik Nurhayati. Membangun Simeulue harus didasari cinta dan hati yang tulus. Kebencian hanya akan merusak iman dan menghancurkan kebersamaan juga keberagaman penduduk Simeulue.
“Kita ingin Simeulue ini maju dan mampu bersaing dengan daerah lainnya, pembangunan bisa merata, rakyat Simeulue bisa sehati dan sejahtera,” kata Nurhayati.
Pasangan Erli Hasim-Nurhayati memiliki masa yang fanatik dan siap bertarung dalam kondisi apapun. Tapi Erli Hasim-Nurhayati tidak mengajarkan atau mengarahkan meraka untuk memfitnah dan merendahkan pasangan calon bupati dan wakil bupati Simeulue lainnya.
Sehingga dengan gaya berpolitik yang santun ini membuat ribuan masa Erli Hasim-Nurhayati selalu memadati lokasi dimanapun kampanye politik yang dilaksanakan pasangan sehati dengan nomor urut tiga pemilihan bupati dan wakil bupati Simeulue ini.
Para pendukung Erli Hasim-Nurhayati rela meninggalkan semua pekerjaan dan kepentingan mereka untuk melihat dan memberi dukungan penuh pada Erli Hasim dan Nurhayati.
Ini terbukti berdasarkan laporan ketua tim pemenangan pasangan Bupati dan wakil bupati Simeulue nomor urut tiga Erli Hasim-Nurhayati. Muhammad Al-Arabia, mengatakan kampanye akbar yang terakhir di Kecamatan Simeulue barat itu dihadiri sekitar 13 ribu pendukung.
“Berdasarkan data yang kita terima dan kondisi di lapangan diperkirakan dihadiri sekitar 13 ribu pendukung,”ujar Muhammad Al-Arabia.
Muhammad Al-Arabia berharap melalui kampanye yang digelar dapat menerapkan kekompakan untuk memilih Paslon Sehati. Ia juga mengajak seluruh pendukung untuk terus merangkul dan menggalang suara sebanyak – banyaknya.
Dia juga menghimbau seluruh simpatisan untuk melakukan politik yang santun tanpa harus menjelekkan kandidat lain. Karena dikatakannya, “Sehati” mengedepankan azaz santun dalam berpolitik.
Jadi, kembali ke cerita awal tadi. Tulisan ini bukan tentang kisah para penipu yang mengedepankan fitnah dan juga jurkam-jurkam minim ilmu tak tau malu. Goresan ini tentang Erli Hasim dan Nurhayati yang maju pemilukada di Simeulue dengan menerapkan politik santun, penuh gagasan dan fanatiknya para pendukung yang rela menyeberangi hutan, dan mau mengarungi lautan demi Erli Hasim-Nurhayati menjadi bupati dan Wakil Simeulue periode 2024-2029 mendatang. Semoga Allah SWT mengabulkan niat baik keduanya dan terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Simeulue.Aminn.