Simeulue – Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Simeulue telah usai dilaksanakan. Hasilnya, dari lima pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati yang mengikuti kontestasi politik lima tahunan itu sudah hampir pasti diketahui salah satu diantaranya keluar sebagai pemenang.
Tentu, keberhasilan Paslon yang memenangkan ajang politik adu strategi dan gagasan itu tidak terlepas dari tim-tim yang solid dan orang-orangnya yang memiliki dedikasi tinggi yang bergerak tidak kenal lelah untuk memenangkan Paslon bupati dan wakil bupati yang diusungnya.
Para pendukung fanatik yang berhasil memenangkan Paslon bupati dan wakil bupati Simeulue periode 2025-2030 ini telah diakui dan memiliki legalitas resmi dari Paslon yang ia dukung.
Karena itu, tim-tim atau orang-orang ini bergerak tidak kenal lelah untuk merebut hati rakyat agar mau memilih Paslon yang ia usung. Orang-orang pilihan ini rela berkorban moril dan materil, bahkan rela beradu argumen dengan orang lain demi calon yang ia idolakan itu agar bisa menang dan menjadi pemimpin di Simeulue ini.
Biasanya, orang-orang yang menjadi tim dari awal ini terbuka dalam berpolitik, orang-orang ini sudah siap dengan segala resiko yang akan dihadapi baik itu buruk maupun baik apabila Paslon yang ia usung itu gagal atau berhasil memenangkan kontestasi politik ditingkat daerah itu.
Pendukung yang benar-benar bekerja iklas ini, tidak banyak menuntut pada Paslon yang ia usung apabila nanti berhasil memenangkan kontestasi itu. Pendukung setia ini merasa ada kepuasan sendiri apabila Paslon yang ia usung itu berhasil.
Bahkan ada sebagian pendukung saat berhasil pun, orang-orang yang bergerak tulus memenangkan Paslon bupati dan wakil bupati itu tidak banyak menuntut hak atas kemenangan yang ia capai. Karena sejak awal niat mereka memang hanya untuk memberikan kemenangan untuk Paslon pilihannya.
Namun, ada banyak manusia yang tidak berpendirian dan bermain politik dua kaki, bahkan menjadi Penjilat saat paslon Bupati dan Wakil Bupati Simeulue telah memenangkan kontestasi politik itu. Manusia penjilat ini sangat berbahaya dan akan menjadi benalu dalam tim yang memang berjuang dari titik nol untuk kesuksesan Paslon pemenang pilkada Simeulue.
Para penjilat ini, akan menunjukkan pesona mereka seolah menjadi pahlawan dan dengan rasa tidak tau malu akan menemui pasangan calon pemenang pilkada Simeulue. Meraka akan menceritakan dengan seksama terkait partisipasinya untuk memenangkan calon itu. Bahkan para penjilat ini akan dengan berani menjatuhkan orang-orang yang menjadi tim yang memang benar-benar berjuang memenangkan Paslon bupati dan wakil bupati pemenang pemilu.
Ada banyak cara dilakukan penjilat ini untuk menarik simpati Paslon pemenang pilkada di Simeulue ini. Biasanya beberapa cara mereka lakukan dengan menunjukkan kedekatan mereka pada Paslon itu. Mulai dari menunjukkan foto kebersamaan mereka, melakukan tindakan tegas menyerang orang lain yang tidak sejalan dengan Paslonnya. Bahkan para penjilat ada yang melakukan lobi-lobi lewat kelurga ataupun saudara terdekat Paslon pemenang pilkada.
Untuk menghadapi para penjilat yang dipastikan saat ini sudah melakukan gerilya dengan menjumpai Paslon pemenang pemilihan kepala daerah Simeulue ini. Bupati dan wakil bupati yang terpilih ini harus mewaspadainya dan harus benar-benar teliti terkait keberadaanya. Sebab, jika dibiarkan para penjilat ini akan merusak tim secara keseluruhan dan bisa dipastikan akan terjadi konflik dalam tim pemenangan Paslon pilkada.
Karena, biasanya para penjilat ini hadir hanya untuk kepentingan pribadinya, untuk mengenyangkan perutnya selama Paslon bupati dan wakil bupati terpilih itu menjabat.
Akibatnya, pasangan Bupati dan wakil bupati Simeulue nanti citranya akan buruk dan dipastikan akan banyak terjadi penyelewengan dana dari berbagai sektor. Sehingga bupati dan wakil bupati tersebut nantinya apabila ingin mendaftarkan diri kembali di pilkada mendatang akan sulit kembali memenangkan pemilihan kepala daerah.
Ini sudah dibuktikan oleh Bupati dan wakil Bupati Simeulue sebelumnya. Akibat memberi ruang pada para penjilat saat ia memimpin Simeulue berdampak pada hasil Pemilukada yang telah diikutinya.
Karena kembali ke cerita awal tadi, penjilat ini akan merusak sistim tata kelola pemimpin dengan mengutamakan kepentingan pribadi maupun golongan mereka.
Untuk itu, kepada bupati dan wakil bupati terpilih Simeulue periode 2025-2030 agar berhati-hati dengan keberadaan para penjilat ini. Jangan memberi ruang kepada mereka untuk masuk dalam sistim pemerintahan yang telah di bangun. Carilah orang-orangnya yang memang memiliki kesetiaan dari awal yang memang berjuang dengan sepenuh hati untuk memenangkan Paslon bupati dan wakil bupati terpilih saat ini.
Apabila, pemimpin terpilih melakukan kesalahan dengan memberikan ruang kepada para penjilat bisa dipastikan kontestasi politik yang akan datang apabila kembali mengikutinya akan gagal seperti pemimpin-pemimpin Simeulue sebelumnya.
“Dalam sebuah hadis dikatakan. Seburuk-buruk manusia adalah yang bermuka dua. Datang di satu kesempatan dengan satu muka, dan pada lain kesempatan datang dengan muka yang lain,”.